Pengertian dan Bentuk - Bentuk Karya Tulis
Karya tulis adalah semua bentuk yang
merupakan hasil olah pikir setiap manusia yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Kata karya
tulis di bagi menjadi dua kata yakni kata "karya" dan kata
"tulis". Arti Kata 'karya' kalau dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) mengandung arti pekerjaan, bisa juga hasil perbuatan, atau ciptaan.
Kemudian,..kata "tulis" kalau dalam KBBI Kamus Besar Bahasa
Indonesia, tidak didefinisikan secara tunggal. Mengapa? Karena kata
"tulis" tidak termasuk kata benda. Maka KBBI memberikan sebuah
penjelasan untuk pengertian kata "tulis" ini dengan memberikan
tambahan imbuhan atau awalan untuk memperjelas kata "tulis" tersebut.
Bentuk Karya Tulis
1. Karya Tulis Ilmiah
Karya tulis ilmiah merupakan suatu
karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan
didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu,
disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun
bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya.”—Eko
Susilo, M. 1995:11
Tujuan dari pembuatan karangan ilmiah, antara lain :
· Memberi penjelasan
· Memberi komentar atau penilaian
· Memberi saran
· Menyampaikan sanggahan
· Membuktikan hipotesa
Bila fakta yang
disajikan berupa fakta umum yang obyektif dan dapat dibuktikan benar tidaknya
serta ditulis secara ilmiah, yaitu menurut prosedur penulisan ilmiah, maka
karya tulis tersebut dapat dikategorikan karya ilmiah, sedangkan bilamana fakta
yang disajikan berupa dakta pribadi yang subyektif dan tidak dapat dibuktikan
benar tidaknya serta tidak ditulis secara ilmiah, karya tulis tersebut termasuk
karya tulis non ilmiah.
Bentuk Karya Ilmiah
Dalam karya ilmiah
dikenal antara lain berbentuk makalah, report atau laporan ilmiah yang dibukukan,
dan buku ilmiah.
· Karya Ilmiah Berbentuk Makalah
Makalah pada umumnya
disusun untuk penulisan didalam publikasi ilmiah, misalnya jurnal ilmu pengetahuan, proceeding untuk seminar bulletin, atau majalah
ilmu pengetahuan dan sebagainya. Maka ciri pokok makalah adalah singkat, hanya
pokok-pokok saja dan tanpa daftar isi.
· Karya Ilmiah Berbentuk Report/ Laporan Ilmiah Yang Dibukukan
Karya ilmiah jenis ini
biasanya ditulis untuk melaporkan hasil-hasil penelitian, observasi, atau
survey yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang. Laporan ilmiah yang
menjadi persyaratan akademis di perguruan tinggi biasanya disebut Skripsi, yang
biasanya dijadikan persyaratan untuk karya ilmiah jenjang S1, Tesis untuk
jenjang S2, dan Disertasi untuk jenjang S3.
· Buku Ilmiah
Buku ilmiah adalah
karya ilmiah yang tersusun dan tercetak dalam bentuk buku oleh sebuah penerbit
buku umum untuk dijual secara komersial di pasaran. Buku ilmiah dapat berisi
pelajaran khusus sampai ilmu pengetahuan umum yang lain.
Ciri-Ciri Karya Ilmiah
· Struktur Sajian
Struktur sajian karya
ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian
inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke
bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin
disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup
merupakan kesimpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak
lanjut gagasan tersebut.
· Komponen dan Substansi
Komponen karya ilmiah
bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung
pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang
dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
· Sikap Penulis
Sikap penulis dalam
karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan
bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
· Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan
dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata /
istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Macam-Macam Karya Ilmiah
· Skripsi; adalah
karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar
sarjana (S1). Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat
tersebut didukung data dan fakta empiris-obyektif, baik berdasarkan penelitian
langsung, observasi lapangan / penelitian di laboratorium, ataupun studi
kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah
sumbangan material berupa penemuan baru.
· Tesis; adalah
jenis karya tulis dari hasil studi sistematis atas masalah. Tesis mengandung
metode pengumpulan, analisis dan pengolahan data, dan menyajikan kesimpulan
serta mengajukan rekomendasi. Orisinalitas tesis harus nampak, yaitu dengan
menunjukkan pemikiran yang bebas dan kritis. Penulisannya baku dan tesis
dipertahankan dalam sidang. Tesis juga bersifat argumentative dan dihasilkan
dari suatu proses penelitian yang memiliki bobot orisinalitas tertentu.
· Disertasi; adalah
karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan program S3
ilmu pendidikan. Disertasi merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam
melakukan penelitian yang berhubungan dengan penemuan baru dalam salah satu
disiplin ilmu pendidikan.
2 . Karya Tulis Populer/Semi
Ilmiah
Karya ilmiah populer merupakan suatu karya
yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang populer sehingga mudah dipahami
oleh masyarakat dan menarik untuk dibaca. Untuk
dapat mengerti pengertian karya tulis ilmiah populer, ada baiknya kita
mengkajinya dari kata-kata pembentuknya yaitu tulisan, ilmiah, dan populer.
Tulisan adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan sebuah karya tulis yang
disusun berdasarkan tulisan, karangan, dan pernyataan gagasan orang lain. Orang
yang menyusun kembali hal-hal yang sudah dikemukakan orang lain itu disebut
penulis.
Dalam KBBI
(2002:370-371) disebutkan bahwa kata ilmiah diartikan sebagai bersifat ilmu
atau memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan, sedangkan ilmiah populer
diartikan sebagai mengunakan bahasa umum sehingga mudah dipahami oleh
masyarakat awam.
Sedangkan istilah
populer sendiri artinya dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa populer
berarti dikenal dan disukai orang banyak (umum). Bisa juga berarti sesuai
dengan kebutuhan masyarakat pada umumnya, atau mudah dipahami orang banyak.
Istilah populer merujuk kepada penggunaan bahasa yang relatif lebih santai,
padat, serta mudah dicerna oleh masyarakat pembacanya yang begitu beragam.
Karya tulis ilmiah
populer merupakan karya ilmiah yang bentuk, isi, dan bahasanya menggunakan
kaidah-kaidah keilmuan, serta disajikan dalam bahasa yang santai dan mudah
dipahami oleh masyarakat awam.
Slamet Suseno (dalam
Dalman, 2012: 156) mengemukakan bahwa karya tulis ilmiah populer lebih banyak
diciptakan dengan jalan menyadur tulisan orang lain daripada dengan jalan
menulis gagasan, pendapat, dan pernyataannya sendiri. Karya ilmiah populer
adalah karangan ilmiah yang berisi pembicaraan tentang ilmu pengetahuan dengan teknik
penyajian yang sederhana mengenai hal-hal kehidupan sehari-hari.
Tiga Masalah Pokok Dalam Menulis Karya Ilmiah
· Masalah Empirisme. Masalah
empirisme yang dimaksudkan dalam persoalan menulis yang disebabkan oleh
pengalaman di lapangan. Ada tiga pokok yang menyebabkan orang sulit membuat
tulisan, yaitu keterbatasan penulis mengembangkan ide, pola tulisan kurang
standar, dan kurang berbobot substansi tulisan.
· Masalah Retorika. Retorika maksudnya adalah cara mengungkapan ide. Retorika melalui
tulisan tertuang dalam bentuk kelancaran ide, linier tidaknya administrasi,
pola penyajian data pendukung, dan pola membuat kesimpulan dari suatu
argumentasi. Dalam karya ilmiah, retorika yang dianggap memiliki bobot ilmiah
ialah tulisan dengan retorika linear. Dalam bentuk tulisan, retorika ini
mengacu pada jenis wacana. Setiap jenis wacana mempengaruhi secara jelas bentuk
retorika, pilihan kata (diksi), dan tata bahasa yang digunakan penulis. Dalam
aspek ini dikenal dengan jenis wacana yaitu narasi, deskripsi, eksposisi,
argumentasi, dan persuasi.Perbedaan mendasar antara masing-masing jenis wacana
tersebut meliputi empat hal yaitu teknik penyajian alasan (reasoning), teknik memilih urutan
penyajian, teknik penggunaan diksi, dan teknik menerapkan gaya tulisan.
· Masalah Linguistik.
Masalah linguistik berarti masalah penguasaan bahasa. Dalam aspek ini ada empat
hal yang dijadikan acuan yaitu sintaksis, gramatika, diksi dan kosa kata dan
mekanik.Aspek sintaksis ialah kemampuan penulis dalam menyajikan ide dalam
bentuk kalmat sederhana, kalimat majemuk, kalimat kompleks, dan kalimat
majemuk-kompleks. Penulis harus menunjukkan penguasaan gramatika secara baik,
benar dan standar. Kekeliruan menggunakan gramatika ini sangat mengganggu dan
menghilangkan ide. Dari aspek pilihan kata, kekeliruan terjadi misalnya dalam
penggunaan kata asing.
Perbedaan antara ilmiah populer dengan ilmiah murni
Perbedaan antara
ilmiah populer dengan ilmiah murni (skripsi, tesis, desertasi, dan lain-lain)
terletak pada bahasa penyampaian yang digunakan. Karya tulis ilmiah murni
ditampilkan dalam bahasa baku dan sangat terikat dengan kaidah bahasa Indonesia
resmi. Sementara ilmiah populer ditampilkan dengan bahasa yang lebih luwes,
serta dapat dipahami masyarakat umum.
Dari segi topik
bahasan, tulisan ilmiah populer cenderung membahas permasalahan yang berkaitan
dengan masyarakat di sekitarnya. Berbeda dengan karya tulis ilmiah murni yang
lebih sering berkutat dalam bidang ilmiah yang jauh dari jangkauan masyarakat
awam.
Sarana untuk
mempublikasikan karya ini hampir tidak ada yang berdiri sendiri secara utuh.
Biasanya dalam suatu media massa, karya ini dipadukan dengan karya tulis
nonilmiah. Karya ilmiah populer dapat kita jumpai pada majalah, koran atau
tabloid.
Ciri-Ciri Karya Tulis Ilmiah Populer
Karya ilmiah (Dalman,
2012:113-114) memiliki ciri-ciri yang dapat dikaji minimal dari empat aspek,
yaitu:
· Struktur
Struktur sajian karya ilmiah
sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal, bagian inti dan bagian
penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti
merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan.
· Komponen dan substansi
Komponen karya ilmiah
bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung
pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang
dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
· Sikap penulis
Sikap penulis dalam karya
ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan kata atau gaya
bahasa impersonal .
· Penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan dalam
karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata atau istilah,
dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Sementara itu menurut Wardani (2006 : 1.6) ciri-ciri karya Ilmiah
yaitu:
- Dari segi isi, karya ilmiah menyajikan pengetahuan yang dapat berupa gagasan, deskripsi tentang sesuatu atau pemecahan suatu masalah.
- Pengetahuan yang disajikan tersebaut didasarkan pada fakta atau data (kajian empirik) atau pada teori-teori yang telah diketahui kebenaranya.
- Sebuah karya ilmiah mengandung kebenaran yang objektif serta kejujuran dalam penulisan.
- Bahasa yang digunakan adalah bahasa baku dan banyak menggunakan istilah teknis, di samping istilah yang bersifat denotatif.
- Sistematika penulisan mengikuti cara tertentu.
Sedangkan ciri-ciri karya ilmiah populer menurut Hakim (2004 : 57)
diurutkan sebagai berikut:
- Bahan berupa fakta yang objektif
- Penyajian menggunakan bahasa yang cermat, tidak terlalu formal tapi tetap taat asas, disusun secara sistematis; tidak memuat hipotesis.
- Sikap penulis tidak memancing pertanyaan-pertanyaan yang meragukan.
- Penyimpulan dilakukan dengan memberikan fakta.
Sementara itu karakteristik karangan ilmiah populer yaitu:
- Apabila pembaca artikel jurnal adalah profesional atau spesialis dalam suatu disiplin ilmu, maka pembaca karangan ilmiah populer adalah masyarakat umum, awam atau profesional dalam bidang lain.
- Apabila penulis artikel jurnal selain memberikan nama, lembaga akademik tempat ia bekerja serta kualifikasi akademiknya, maka penulis karangan ilmiah populer menuliskan nama tanpa informasi lain, kecuali ia adalah repoter.
- Apabila artikel jurnal ditulis dengan gaya tulis faktual dan “dingin” (tak-emosional) demi objektifitas, maka karangan ilmiah populer ditulis dengan gaya informal, anekdot, personal, serta menghibur.
- Apabila artikel jurnal ditulis dengan kalimat yang lebih kompleks dan relatif panjang serta penuh dengan istilah teknis, maka karangan ilmiah populer ditulis dengan kalimat-kalimat singkat dan sederhana serta mudah dibaca.
- Apabila artikel jurnal menyertakan kutipan, catatan kaki (footnotes) dan daftar pustaka agar materi yang ditulis dapat divalidasi, maka karangan ilmiah populer umumnya tidak meyertakan informasi-informasi tersebut.
- Apabila artikel jurnal lebih dipenuhi tulisan verbal dan sedikit tabel, maka karangan ilmiah populer seringkali dilengkapi dengan berbagai ilustrasi, gambar, foto, dll.
Apabila kebenaran isi artikel jurnal dievaluasi melalui reviu oleh
sejawat atau dewan pakar sebagai “referee”,
maka pertanggungjawaban isi karangan ilmiah populer cukup diberikan oleh editor
majalah.
3. Karya Tulis Non-Ilmiah
Karya non-ilmiah
adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan
pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung
fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa
digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah
· ditulis berdasarkan fakta pribadi,
· fakta yang disimpulkan subyektif,
· gaya bahasa konotatif dan populer,
· tidak memuat hipotesis,
· penyajian dibarengi dengan sejarah,
· bersifat imajinatif,
· situasi didramatisir,
· bersifat persuasif.
· tanpa dukungan bukti
Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah
· Dongeng
· Cerpen
· Novel
· Drama
· roman.
Perbedaan Karya Ilmiah dengan Non-ilmiah
Istilah karya ilmiah
dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam
dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli
bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya
penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya
ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya
memiliki perbedaan yang signifikan.
Perbedaan-perbedaan yang
dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.
1. Karya ilmiah harus merupakan
pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah
adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus
dibuktikan dengan pengamatan atau empiri.
2. Karya ilmiah bersifat metodis dan
sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara
tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses
pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.
3. Dalam pembahasannya, tulisan
ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan
menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah.
Perbedaan-perbedaan
inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya
tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta
pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak,
gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan
teknis.
Karya nonilmiah bersifat
(1) emotif: kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis,
lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi.
(2) persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk
meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup
informative
(3) deskriptif: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan
subjektif.
(4) jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
Contoh Karya non - ilmiah
Di sebuah kerajaan, hiduplah
seorang anak perempuan bersama ibu tiri dan kedua kakak tirinya. Anak perempuan
ini sangat cantik dan baik hati. Sedangkan ibu dan kedua kakak tirinya
sangatlah jahat. Mereka mempekerjakan anak perempuan ini di rumahnya sendiri.
Setiap hari anak perempuan ini harus mengerjakan seluruh pekerjaan rumah. Ibu
tirinya selalu membentaknya. Sementara kedua kakak tirinya selalu mengoloknya
dan memanggilnya Cinderella yang artinya gadis kotor dan penuh debu. Menurut
kedua kakak tirinya, itu adalah nama yang cocok untuk anak perempuan ini.
Pada suatu hari datanglah
pengawal kerajaan yang menyebarkan surat undangan pesta dari istana. Kedua
kakak tiri Cinderella sangat senang, “Asyik… kita akan pergi dan berdandan
secantik-cantiknya. Kalau Pangeran memilihku untuk menjadi ratunya, ibu pasti
akan gembira.”. Ibu tiri Cinderella juga sangat senang dan berkata pada kedua
putrinya, “Kalian harus berdandan secantik- cantiknya. Kalian harus menarik
perhatian Pangeran agar jatuh cinta pada kalian.”.
Hari yang dinanti tiba. kedua
kakak tiri Cinderella mulai berdandan dengan gembira. Mereka memulaskan pemerah
pipi dan bibir di mana- mana. Mereka mengenakan gaun indah yang sudah
dipersiapkan sebelumnya, mematut- matut diri di depan cermin, berputar- putar
dan tertawa- tawa gembira. Ibu mereka pun tidak mau kalah. Dia turut membenahi
pakaian mereka yang masih kurang, menambahkan perona wajah di pipi kedua
anaknya, berharap Pangeran akan memilih salah satu anaknya.
Cinderella melihat mereka
berdandan dan merasa sangat sedih. Dia ingin ikut mereka berpesta, tetapi ibu
dan kedua kakak tirinya tidak mengijinkannya ikut ke pesta. “Baju pun kau tak
punya, apa mau pergi ke pesta dengan baju sepert itu?”, kata kakak Cinderella.
Setelah semua berangkat ke
pesta, Cinderella kembali ke kamarnya. Ia menangis sekeras-kerasnya karena
hatinya sangat kesal. “Aku tidak bisa pergi ke istana dengan baju kotor seperti
ini, tapi aku ingin pergi”. Cinderella menangis meratapi nasibnya. Dia menangis
dan teringat pada ayahnya, “Andai saja Ayah masih ada, pasti aku akan
dibelikannya gaun indah untuk pergi ke istana”.
Tiba- tiba muncullah seorang
peri di depan Cinderella. “Cinderella, berhentilah menangis. Kau anak yang
baik, Cinderella. Tidak seharusnya kau bersedih dan menangis. Tersenyumlah.
Wajahmu akan bertambah cantik saat kau tersenyum,” kata peri tambun berbaju
biru itu. Cinderella masih terisak sambil bersimpuh di lantai, “Bagaimana aku
bisa tersenyum, duhai Peri. Aku ingin datang ke pesta bersama kakak- kakakku,
tapi mereka tidak mengijinkanku datang ke pesta karena aku tidak memiliki baju
yang pantas”. Peri tersenyum dengan sangat ramah, “Cinderella, bawalah empat
ekor tikus dan dua ekor kadal”. Cinderella merasa bingung dengan permintaan
peri, tetapi dia tetap melakukannya. Cinderella mengumpulkan tikus- tikus dan
kadal- kadal di rumahnya.
Setelah semuanya dikumpulkan
Cinderella, peri membawa tikus dan kadal tersebut ke kebun labu di halaman
belakang. “Sim salabim!” peri berteriak sambil menebar sihir dari tongkat
ajaibnya. Terjadilah suatu keajaiban. Tikus-tikus berubah menjadi empat ekor
kuda, serta kadal-kadal berubah menjadi dua orang sais. Sebuah labu besar di
kebun, berubah bentuk menjadi kereta berwarna emas. Yang terakhir, Cinderella
berubah menjadi putri yang cantik, dengan memakai gaun yang sangat indah dan
sepasang sepatu kaca.
Karena gembiranya, Cinderella
mulai menari berputar-putar dengan sepatu kacanya seperti kupu-kupu. Peri
berkata, ”Cinderella, pengaruh sihir ini akan lenyap setelah lonceng pukul dua
belas malam berhenti. Karena itu, pulanglah sebelum lewat tengah malam”. “Iya
Peri. Aku akan pulang sebelum pukul dua belas malam. Terima kasih, Peri,” jawab
Cinderella. Kereta kuda emas segera berangkat membawa Cinderella menuju istana.
Setelah tiba di istana,
Cinderella langsung masuk ke aula istana. Begitu masuk, pandangan semua yang
hadir tertuju pada Cinderella. Mereka sangat kagum dengan kecantikan
Cinderella. “Cantiknya Putri itu. Putri dari negara mana ya?” gumam para
hadirin. Akhirnya sang Pangeran datang menghampiri Cinderella. “Putri yang
cantik, maukah Putri menari dengan saya?” pinta Pangeran sembari mencium tangan
Cinderella. “Baiklah, Pangeran,” jawab Cinderella sambil mengangguk. Mereka
berdua menari, berdansa berputar- putar dalam alunan musik, di bawah pandangan
mata seluruh tamu yang hadir. Ibu dan kedua kakak Cinderella yang berada di
situ merasa iri pada putri cantik tersebut dan mereka tidak menyangka kalau
putri yang cantik itu adalah Cinderella.
Pangeran terus berdansa dengan
Cinderella. “Selama ini, saya mengidamkan wanita seperti Putri,” kata sang
Pangeran. Karena bahagianya, Cinderella lupa akan waktu. Jam mulai berdentang
12 kali. Cinderella sangat terkejut, “Maaf Pangeran, saya harus segera pulang”.
Cinderella menarik tangannya dari genggaman pangeran dan segera berlari ke luar
istana. Di tengah jalan, sepatunya terlepas sebelah, tapi Cinderella tidak
memperdulikannya, ia terus berlari. Pangeran mengejar Cinderella, tetapi ia
kehilangan jejak Cinderella. Di tengah anak tangga, ada sebuah sepatu kaca
kepunyaan Cinderella. Pangeran mengambil sepatu itu. “Aku akan mencarimu,”
katanya bertekad dalam hati. Meskipun Cinderella kembali menjadi gadis yang
penuh debu, ia amat bahagia karena bisa pergi ke pesta istana.
Esok harinya, para pengawal yang
dikirim Pangeran datang ke rumah-rumah yang memiliki anak gadis. Seluruh rumah
di seluruh pelosok negeri didatangi untuk mencocokkan sepatu kaca dengan kaki
mereka, tetapi tidak ada yang cocok. Sampai akhirnya para pengawal tiba di
rumah Cinderella. “Kami mencari gadis yang kakinya cocok dengan sepatu kaca
ini,” kata para pengawal. Kedua kakak Cinderella mencoba sepatu tersebut. Kakak
pertama mencoba sepatu tersebut, tetapi kakinya terlalu besar. Dia memaksakan
kakinya masuk dan sangat gembira saat kakinya dapat masuk ke sepatu kaca.
Tetapi, saat kakak pertama berjalan, dia merintih kesakitan karena kakinya yang
terlalu besar dipaksakan untuk masuk ke sepatu kaca mungil itu. Kakinya pun
lecet di mana- mana. Lalu kakak pertama melepas sepatu kaca dan menyuruh
adiknya mencoba. Kaki adiknya pun terlalu besar untuk sepatu kaca tersebut. Dia
pun menyerah mencoba karena kesakitan.
Pada saat itu, pengawal melihat
Cinderella, “Hai kamu, cobalah sepatu ini!” katanya. Ibu tiri Cinderella
menjadi marah, ”Tidak akan cocok dengan anak ini!” tetapi pengawal tetap
menyuruh Cinderella mencoba sepatu tersebut. Kemudian Cinderella menjulurkan
kakinya. Ternyata sepatu tersebut sangat cocok. Sangat pas dan tampak manis di
kaki Cinderella. “Ah! Andalah Putri itu,” seru pengawal gembira. Ibu dan kedua
kakak tiri Cinderella sangat marah dan iri pada Cinderella, tetapi mereka tidak
bisa berbuat apa- apa.
“Cinderella, selamat,”
Cinderella menoleh ke belakang dan peri sudah berdiri di belakangnya. “Mulai
sekarang hiduplah berbahagia dengan Pangeran. Sim salabim!” katanya. Begitu
peri membaca mantranya, Cinderella berubah menjadi seorang putri yang memakai
gaun pengantin. “Pengaruh sihir ini tidak akan hilang walau jam berdentang dua
belas kali,” kata sang peri. Cinderella diantar oleh tikus-tikus dan burung
yang selama ini menjadi temannya. Sesampainya di Istana, Pangeran menyambutnya
sambil tersenyum bahagia. Akhirnya Cinderella menikah dengan Pangeran.
Sumber referensi:
http://princessrapunah.wordpress.com/2012/02/19/dongeng-cinderella/