Maandag 21 Oktober 2013

tugas softskill 2

Pengertian dan Bentuk - Bentuk Karya Tulis

     Karya tulis adalah semua bentuk yang merupakan hasil olah pikir setiap manusia yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Kata karya tulis di bagi menjadi dua kata yakni kata "karya" dan kata "tulis". Arti Kata 'karya' kalau dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengandung arti pekerjaan, bisa juga hasil perbuatan, atau ciptaan. Kemudian,..kata "tulis" kalau dalam KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia, tidak didefinisikan secara tunggal. Mengapa? Karena kata "tulis" tidak termasuk kata benda. Maka KBBI memberikan sebuah penjelasan untuk pengertian kata "tulis" ini dengan memberikan tambahan imbuhan atau awalan untuk memperjelas kata "tulis" tersebut.
Bentuk Karya Tulis
1.      Karya Tulis Ilmiah
      Karya tulis ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya.”—Eko Susilo, M. 1995:11
Tujuan dari pembuatan karangan ilmiah, antara lain :
·      Memberi penjelasan
·      Memberi komentar atau penilaian
·      Memberi saran
·      Menyampaikan sanggahan
·      Membuktikan hipotesa
      Bila fakta yang disajikan berupa fakta umum yang obyektif dan dapat dibuktikan benar tidaknya serta ditulis secara ilmiah, yaitu menurut prosedur penulisan ilmiah, maka karya tulis tersebut dapat dikategorikan karya ilmiah, sedangkan bilamana fakta yang disajikan berupa dakta pribadi yang subyektif dan tidak dapat dibuktikan benar tidaknya serta tidak ditulis secara ilmiah, karya tulis tersebut termasuk karya tulis non ilmiah.
Bentuk Karya Ilmiah
      Dalam karya ilmiah dikenal antara lain berbentuk makalah, report atau laporan ilmiah yang dibukukan, dan buku ilmiah.
·      Karya Ilmiah Berbentuk Makalah
      Makalah pada umumnya disusun untuk penulisan didalam publikasi ilmiah, misalnya jurnal ilmu pengetahuan, proceeding untuk seminar bulletin, atau majalah ilmu pengetahuan dan sebagainya. Maka ciri pokok makalah adalah singkat, hanya pokok-pokok saja dan tanpa daftar isi.
·      Karya Ilmiah Berbentuk Report/ Laporan Ilmiah Yang Dibukukan
      Karya ilmiah jenis ini biasanya ditulis untuk melaporkan hasil-hasil penelitian, observasi, atau survey yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang. Laporan ilmiah yang menjadi persyaratan akademis di perguruan tinggi biasanya disebut Skripsi, yang biasanya dijadikan persyaratan untuk karya ilmiah jenjang S1, Tesis untuk jenjang S2, dan Disertasi untuk jenjang S3.
·      Buku Ilmiah
      Buku ilmiah adalah karya ilmiah yang tersusun dan tercetak dalam bentuk buku oleh sebuah penerbit buku umum untuk dijual secara komersial di pasaran. Buku ilmiah dapat berisi pelajaran khusus sampai ilmu pengetahuan umum yang lain.
Ciri-Ciri Karya Ilmiah
·      Struktur Sajian
      Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan kesimpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
·      Komponen dan Substansi
      Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
·      Sikap Penulis
      Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
·      Penggunaan Bahasa
      Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata / istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Macam-Macam Karya Ilmiah
·      Skripsi; adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-obyektif, baik berdasarkan penelitian langsung, observasi lapangan / penelitian di laboratorium, ataupun studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.
·      Tesis; adalah jenis karya tulis dari hasil studi sistematis atas masalah. Tesis mengandung metode pengumpulan, analisis dan pengolahan data, dan menyajikan kesimpulan serta mengajukan rekomendasi. Orisinalitas tesis harus nampak, yaitu dengan menunjukkan pemikiran yang bebas dan kritis. Penulisannya baku dan tesis dipertahankan dalam sidang. Tesis juga bersifat argumentative dan dihasilkan dari suatu proses penelitian yang memiliki bobot orisinalitas tertentu.
·      Disertasi; adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan program S3 ilmu pendidikan. Disertasi merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan penemuan baru dalam salah satu disiplin ilmu pendidikan.
2 . Karya Tulis Populer/Semi Ilmiah
      Karya ilmiah populer merupakan suatu karya yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang populer sehingga mudah dipahami oleh masyarakat dan menarik untuk dibaca. Untuk dapat mengerti pengertian karya tulis ilmiah populer, ada baiknya kita mengkajinya dari kata-kata pembentuknya yaitu tulisan, ilmiah, dan populer. Tulisan adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan sebuah karya tulis yang disusun berdasarkan tulisan, karangan, dan pernyataan gagasan orang lain. Orang yang menyusun kembali hal-hal yang sudah dikemukakan orang lain itu disebut penulis.
      Dalam KBBI (2002:370-371) disebutkan bahwa kata ilmiah diartikan sebagai bersifat ilmu atau memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan, sedangkan ilmiah populer diartikan sebagai mengunakan bahasa umum sehingga mudah dipahami oleh masyarakat awam.
      Sedangkan istilah populer sendiri artinya dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa populer berarti dikenal dan disukai orang banyak (umum). Bisa juga berarti sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada umumnya, atau mudah dipahami orang banyak. Istilah populer merujuk kepada penggunaan bahasa yang relatif lebih santai, padat, serta mudah dicerna oleh masyarakat pembacanya yang begitu beragam.
      Karya tulis ilmiah populer merupakan karya ilmiah yang bentuk, isi, dan bahasanya menggunakan kaidah-kaidah keilmuan, serta disajikan dalam bahasa yang santai dan mudah dipahami oleh masyarakat awam.
      Slamet Suseno (dalam Dalman, 2012: 156) mengemukakan bahwa karya tulis ilmiah populer lebih banyak diciptakan dengan jalan menyadur tulisan orang lain daripada dengan jalan menulis gagasan, pendapat, dan pernyataannya sendiri. Karya ilmiah populer adalah karangan ilmiah yang berisi pembicaraan tentang ilmu pengetahuan dengan teknik penyajian yang sederhana mengenai hal-hal kehidupan sehari-hari.
Tiga Masalah Pokok Dalam Menulis Karya Ilmiah
·      Masalah Empirisme. Masalah empirisme yang dimaksudkan dalam persoalan menulis yang disebabkan oleh pengalaman di lapangan. Ada tiga pokok yang menyebabkan orang sulit membuat tulisan, yaitu keterbatasan penulis mengembangkan ide, pola tulisan kurang standar, dan kurang berbobot substansi tulisan.
·      Masalah  Retorika. Retorika maksudnya adalah cara mengungkapan ide. Retorika melalui tulisan tertuang dalam bentuk kelancaran ide, linier tidaknya administrasi, pola penyajian data pendukung, dan pola membuat kesimpulan dari suatu argumentasi. Dalam karya ilmiah, retorika yang dianggap memiliki bobot ilmiah ialah tulisan dengan retorika linear. Dalam bentuk tulisan, retorika ini mengacu pada jenis wacana. Setiap jenis wacana mempengaruhi secara jelas bentuk retorika, pilihan kata (diksi), dan tata bahasa yang digunakan penulis. Dalam aspek ini dikenal dengan jenis wacana yaitu narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.Perbedaan mendasar antara masing-masing jenis wacana tersebut meliputi empat hal yaitu teknik penyajian alasan (reasoning), teknik memilih urutan penyajian, teknik penggunaan diksi, dan teknik menerapkan gaya tulisan.
·      Masalah Linguistik. Masalah linguistik berarti masalah penguasaan bahasa. Dalam aspek ini ada empat hal yang dijadikan acuan yaitu sintaksis, gramatika, diksi dan kosa kata dan mekanik.Aspek sintaksis ialah kemampuan penulis dalam menyajikan ide dalam bentuk kalmat sederhana, kalimat majemuk, kalimat kompleks, dan kalimat majemuk-kompleks. Penulis harus menunjukkan penguasaan gramatika secara baik, benar dan standar. Kekeliruan menggunakan gramatika ini sangat mengganggu dan menghilangkan ide. Dari aspek pilihan kata, kekeliruan terjadi misalnya dalam penggunaan kata asing.

Perbedaan antara ilmiah populer dengan ilmiah murni
      Perbedaan antara ilmiah populer dengan ilmiah murni (skripsi, tesis, desertasi, dan lain-lain) terletak pada bahasa penyampaian yang digunakan. Karya tulis ilmiah murni ditampilkan dalam bahasa baku dan sangat terikat dengan kaidah bahasa Indonesia resmi. Sementara ilmiah populer ditampilkan dengan bahasa yang lebih luwes, serta dapat dipahami masyarakat umum.
      Dari segi topik bahasan, tulisan ilmiah populer cenderung membahas permasalahan yang berkaitan dengan masyarakat di sekitarnya. Berbeda dengan karya tulis ilmiah murni yang lebih sering berkutat dalam bidang ilmiah yang jauh dari jangkauan masyarakat awam.
      Sarana untuk mempublikasikan karya ini hampir tidak ada yang berdiri sendiri secara utuh. Biasanya dalam suatu media massa, karya ini dipadukan dengan karya tulis nonilmiah. Karya ilmiah populer dapat kita jumpai pada majalah, koran atau tabloid.
Ciri-Ciri Karya Tulis Ilmiah Populer
      Karya ilmiah (Dalman, 2012:113-114) memiliki ciri-ciri yang dapat dikaji minimal dari empat aspek, yaitu:
·         Struktur
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal, bagian inti dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan.
·         Komponen dan substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
·         Sikap penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan kata atau gaya bahasa impersonal .
·         Penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata atau istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Sementara itu menurut Wardani (2006 : 1.6) ciri-ciri karya Ilmiah yaitu:
  1. Dari segi isi, karya ilmiah menyajikan pengetahuan yang dapat berupa gagasan, deskripsi tentang sesuatu atau pemecahan suatu masalah.
  2. Pengetahuan yang disajikan tersebaut didasarkan pada fakta atau data (kajian empirik) atau pada teori-teori yang telah diketahui kebenaranya.
  3. Sebuah karya ilmiah mengandung kebenaran yang objektif serta kejujuran dalam penulisan.
  4. Bahasa yang digunakan adalah bahasa baku dan banyak menggunakan istilah teknis, di samping istilah yang bersifat denotatif.
  5. Sistematika penulisan mengikuti cara tertentu.
Sedangkan ciri-ciri karya ilmiah populer menurut Hakim (2004 : 57) diurutkan sebagai berikut:
  1. Bahan berupa fakta yang objektif
  2. Penyajian menggunakan bahasa yang cermat, tidak terlalu formal tapi tetap taat asas, disusun secara sistematis; tidak memuat hipotesis.
  3. Sikap penulis tidak memancing pertanyaan-pertanyaan yang meragukan.
  4. Penyimpulan dilakukan dengan memberikan fakta.
Sementara itu karakteristik karangan ilmiah populer yaitu:
  1. Apabila pembaca artikel jurnal adalah profesional atau spesialis dalam suatu disiplin ilmu, maka pembaca karangan ilmiah populer adalah masyarakat umum, awam atau profesional dalam bidang lain.
  2. Apabila penulis artikel jurnal selain memberikan nama, lembaga akademik tempat ia bekerja serta kualifikasi akademiknya, maka penulis karangan ilmiah populer menuliskan nama tanpa informasi lain, kecuali ia adalah repoter.
  3. Apabila artikel jurnal ditulis dengan gaya tulis faktual dan “dingin” (tak-emosional) demi objektifitas, maka karangan ilmiah populer ditulis dengan gaya informal, anekdot, personal, serta menghibur.
  4. Apabila artikel jurnal ditulis dengan kalimat yang lebih kompleks dan relatif panjang serta penuh dengan istilah teknis, maka karangan ilmiah populer ditulis dengan kalimat-kalimat singkat dan sederhana serta mudah dibaca.
  5. Apabila artikel jurnal menyertakan kutipan, catatan kaki (footnotes) dan daftar pustaka agar materi yang ditulis dapat divalidasi, maka karangan ilmiah populer umumnya tidak meyertakan informasi-informasi tersebut.
  6. Apabila artikel jurnal lebih dipenuhi tulisan verbal dan sedikit tabel, maka karangan ilmiah populer seringkali dilengkapi dengan berbagai ilustrasi, gambar, foto, dll.
Apabila kebenaran isi artikel jurnal dievaluasi melalui reviu oleh sejawat atau dewan pakar sebagai “referee”, maka pertanggungjawaban isi karangan ilmiah populer cukup diberikan oleh editor majalah.

3.      Karya Tulis Non-Ilmiah
      Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah
·         ditulis berdasarkan fakta pribadi,
·         fakta yang disimpulkan subyektif,
·         gaya bahasa konotatif dan populer,
·         tidak memuat hipotesis,
·         penyajian dibarengi dengan sejarah,
·         bersifat imajinatif,
·         situasi didramatisir,
·         bersifat persuasif.
·         tanpa dukungan bukti
Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah
·         Dongeng
·         Cerpen
·         Novel
·         Drama
·         roman.
Perbedaan Karya Ilmiah dengan Non-ilmiah
      Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.
      Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.
1.      Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri.
2.      Karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.
3.      Dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah.
      Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian. Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis.
Karya nonilmiah bersifat
(1) emotif: kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi.
(2) persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative
(3) deskriptif: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
(4) jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
Contoh Karya non - ilmiah
Di sebuah kerajaan, hiduplah seorang anak perempuan bersama ibu tiri dan kedua kakak tirinya. Anak perempuan ini sangat cantik dan baik hati. Sedangkan ibu dan kedua kakak tirinya sangatlah jahat. Mereka mempekerjakan anak perempuan ini di rumahnya sendiri. Setiap hari anak perempuan ini harus mengerjakan seluruh pekerjaan rumah. Ibu tirinya selalu membentaknya. Sementara kedua kakak tirinya selalu mengoloknya dan memanggilnya Cinderella yang artinya gadis kotor dan penuh debu. Menurut kedua kakak tirinya, itu adalah nama yang cocok untuk anak perempuan ini.
Pada suatu hari datanglah pengawal kerajaan yang menyebarkan surat undangan pesta dari istana. Kedua kakak tiri Cinderella sangat senang, “Asyik… kita akan pergi dan berdandan secantik-cantiknya. Kalau Pangeran memilihku untuk menjadi ratunya, ibu pasti akan gembira.”. Ibu tiri Cinderella juga sangat senang dan berkata pada kedua putrinya, “Kalian harus berdandan secantik- cantiknya. Kalian harus menarik perhatian Pangeran agar jatuh cinta pada kalian.”.
Hari yang dinanti tiba. kedua kakak tiri Cinderella mulai berdandan dengan gembira. Mereka memulaskan pemerah pipi dan bibir di mana- mana. Mereka mengenakan gaun indah yang sudah dipersiapkan sebelumnya, mematut- matut diri di depan cermin, berputar- putar dan tertawa- tawa gembira. Ibu mereka pun tidak mau kalah. Dia turut membenahi pakaian mereka yang masih kurang, menambahkan perona wajah di pipi kedua anaknya, berharap Pangeran akan memilih salah satu anaknya.
Cinderella melihat mereka berdandan dan merasa sangat sedih. Dia ingin ikut mereka berpesta, tetapi ibu dan kedua kakak tirinya tidak mengijinkannya ikut ke pesta. “Baju pun kau tak punya, apa mau pergi ke pesta dengan baju sepert itu?”, kata kakak Cinderella.
Setelah semua berangkat ke pesta, Cinderella kembali ke kamarnya. Ia menangis sekeras-kerasnya karena hatinya sangat kesal. “Aku tidak bisa pergi ke istana dengan baju kotor seperti ini, tapi aku ingin pergi”. Cinderella menangis meratapi nasibnya. Dia menangis dan teringat pada ayahnya, “Andai saja Ayah masih ada, pasti aku akan dibelikannya gaun indah untuk pergi ke istana”.
Tiba- tiba muncullah seorang peri di depan Cinderella. “Cinderella, berhentilah menangis. Kau anak yang baik, Cinderella. Tidak seharusnya kau bersedih dan menangis. Tersenyumlah. Wajahmu akan bertambah cantik saat kau tersenyum,” kata peri tambun berbaju biru itu. Cinderella masih terisak sambil bersimpuh di lantai, “Bagaimana aku bisa tersenyum, duhai Peri. Aku ingin datang ke pesta bersama kakak- kakakku, tapi mereka tidak mengijinkanku datang ke pesta karena aku tidak memiliki baju yang pantas”. Peri tersenyum dengan sangat ramah, “Cinderella, bawalah empat ekor tikus dan dua ekor kadal”. Cinderella merasa bingung dengan permintaan peri, tetapi dia tetap melakukannya. Cinderella mengumpulkan tikus- tikus dan kadal- kadal di rumahnya.
Setelah semuanya dikumpulkan Cinderella, peri membawa tikus dan kadal tersebut ke kebun labu di halaman belakang. “Sim salabim!” peri berteriak sambil menebar sihir dari tongkat ajaibnya. Terjadilah suatu keajaiban. Tikus-tikus berubah menjadi empat ekor kuda, serta kadal-kadal berubah menjadi dua orang sais. Sebuah labu besar di kebun, berubah bentuk menjadi kereta berwarna emas. Yang terakhir, Cinderella berubah menjadi putri yang cantik, dengan memakai gaun yang sangat indah dan sepasang sepatu kaca.
Karena gembiranya, Cinderella mulai menari berputar-putar dengan sepatu kacanya seperti kupu-kupu. Peri berkata, ”Cinderella, pengaruh sihir ini akan lenyap setelah lonceng pukul dua belas malam berhenti. Karena itu, pulanglah sebelum lewat tengah malam”. “Iya Peri. Aku akan pulang sebelum pukul dua belas malam. Terima kasih, Peri,” jawab Cinderella. Kereta kuda emas segera berangkat membawa Cinderella menuju istana.
Setelah tiba di istana, Cinderella langsung masuk ke aula istana. Begitu masuk, pandangan semua yang hadir tertuju pada Cinderella. Mereka sangat kagum dengan kecantikan Cinderella. “Cantiknya Putri itu. Putri dari negara mana ya?” gumam para hadirin. Akhirnya sang Pangeran datang menghampiri Cinderella. “Putri yang cantik, maukah Putri menari dengan saya?” pinta Pangeran sembari mencium tangan Cinderella. “Baiklah, Pangeran,” jawab Cinderella sambil mengangguk. Mereka berdua menari, berdansa berputar- putar dalam alunan musik, di bawah pandangan mata seluruh tamu yang hadir. Ibu dan kedua kakak Cinderella yang berada di situ merasa iri pada putri cantik tersebut dan mereka tidak menyangka kalau putri yang cantik itu adalah Cinderella.
Pangeran terus berdansa dengan Cinderella. “Selama ini, saya mengidamkan wanita seperti Putri,” kata sang Pangeran. Karena bahagianya, Cinderella lupa akan waktu. Jam mulai berdentang 12 kali. Cinderella sangat terkejut, “Maaf Pangeran, saya harus segera pulang”. Cinderella menarik tangannya dari genggaman pangeran dan segera berlari ke luar istana. Di tengah jalan, sepatunya terlepas sebelah, tapi Cinderella tidak memperdulikannya, ia terus berlari. Pangeran mengejar Cinderella, tetapi ia kehilangan jejak Cinderella. Di tengah anak tangga, ada sebuah sepatu kaca kepunyaan Cinderella. Pangeran mengambil sepatu itu. “Aku akan mencarimu,” katanya bertekad dalam hati. Meskipun Cinderella kembali menjadi gadis yang penuh debu, ia amat bahagia karena bisa pergi ke pesta istana.
Esok harinya, para pengawal yang dikirim Pangeran datang ke rumah-rumah yang memiliki anak gadis. Seluruh rumah di seluruh pelosok negeri didatangi untuk mencocokkan sepatu kaca dengan kaki mereka, tetapi tidak ada yang cocok. Sampai akhirnya para pengawal tiba di rumah Cinderella. “Kami mencari gadis yang kakinya cocok dengan sepatu kaca ini,” kata para pengawal. Kedua kakak Cinderella mencoba sepatu tersebut. Kakak pertama mencoba sepatu tersebut, tetapi kakinya terlalu besar. Dia memaksakan kakinya masuk dan sangat gembira saat kakinya dapat masuk ke sepatu kaca. Tetapi, saat kakak pertama berjalan, dia merintih kesakitan karena kakinya yang terlalu besar dipaksakan untuk masuk ke sepatu kaca mungil itu. Kakinya pun lecet di mana- mana. Lalu kakak pertama melepas sepatu kaca dan menyuruh adiknya mencoba. Kaki adiknya pun terlalu besar untuk sepatu kaca tersebut. Dia pun menyerah mencoba karena kesakitan.
Pada saat itu, pengawal melihat Cinderella, “Hai kamu, cobalah sepatu ini!” katanya. Ibu tiri Cinderella menjadi marah, ”Tidak akan cocok dengan anak ini!” tetapi pengawal tetap menyuruh Cinderella mencoba sepatu tersebut. Kemudian Cinderella menjulurkan kakinya. Ternyata sepatu tersebut sangat cocok. Sangat pas dan tampak manis di kaki Cinderella. “Ah! Andalah Putri itu,” seru pengawal gembira. Ibu dan kedua kakak tiri Cinderella sangat marah dan iri pada Cinderella, tetapi mereka tidak bisa berbuat apa- apa.
“Cinderella, selamat,” Cinderella menoleh ke belakang dan peri sudah berdiri di belakangnya. “Mulai sekarang hiduplah berbahagia dengan Pangeran. Sim salabim!” katanya. Begitu peri membaca mantranya, Cinderella berubah menjadi seorang putri yang memakai gaun pengantin. “Pengaruh sihir ini tidak akan hilang walau jam berdentang dua belas kali,” kata sang peri. Cinderella diantar oleh tikus-tikus dan burung yang selama ini menjadi temannya. Sesampainya di Istana, Pangeran menyambutnya sambil tersenyum bahagia. Akhirnya Cinderella menikah dengan Pangeran.

Sumber referensi:
http://princessrapunah.wordpress.com/2012/02/19/dongeng-cinderella/

Vrydag 04 Oktober 2013

TUGAS SOFTSKILL


      CARA BERPIKIR DEDUKTIF DAN INDUKTIF




DISUSUN OLEH :
*   AHMAD SULAIMAN               ( 28211102 )
Kelas                                      : 3EB06
Mata Kuliah                           : BAHASA INDONESIA 2
Dosen                                     : PIPIT FITRIYAH

FAKULTAS EKONOMI
AKUNTANSI
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis Telp. (021)8710561
Kota Depok
2013

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan paper ini yang berjudul:”Pemikiran Deduktif dan Induktif
Saya menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan paper ini.
Saya menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, saya telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, saya dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya saya berharap semoga paper ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Jakarta , 3 Oktober 2013

AHMAD SULAIMAN

BAB I
PENDAHULUAN
I.Latar Belakang
Sudah hal yang biasa dalam kehidupan sehari-hari manusia berpikir seperti saat sedang belajar, bekerja dan dalam hal lainnya. Setelah manusia berpikir mereka akan mendapat suatu penalaran untuk melakukan tindakan, dalam penalaran manusia memproses pikiran mereka
II.Tujuan Paper
Saya membuat paper ini dengan tujuan untuk berbagi hal tentang pemikiran secara Deduktif dan Induktif. Paper ini juga akan membahasa macam-macam penalaran Deduktif dan Induktif.
III.Metode Paper
Dalam membuat paper ini penulis menggunakan metode dengan cara mengembangkan innformasi yang dicari dari beberapa sumber mengenai Penalaran






BAB II
ISI
I.Pengertian Penalaran
Penalaran dapat diarti sebagai proses berpikir yang dilakuakan oleh makhluk hidup. Mereka mendapatkan data (sebuah pengeliatan) dan menghasilkan sesuatu yang dapat disebut sebagai kerangka konsep dan disempurnakan oleh otak makhluk hidup tersebut dan disusun dengan serangkaian kata-kata yang akan membentuk sebuah konsep yang dapat digunakan oleh banyak orang dan tentu juga disesuaikan dengan proposisi dari hasil penalaran
Dalam proses penalaran tersebut proposisi yang digunakan sebagai dasar konsep disebut dengan premis (antesendes) dan hasil dari konsep disebut konklusi (consequence) sedangkan hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi
Dalam penalaran terdapat 2 metode, berikut ini adalah metode-metodenya;
1. Metode Induktif
Mungkin kita sudah cukup tahu tentang paragraf Induktif. Paragraf Induktif dapat diarti sebagai suatu kalimat yang memiliki gagasan utama yang terletak didepan sebuah kalimat dan didukung oleh kalimat penjalasan dalam sebuah paragraf. Dalam metode ini juga dibedakan menjadi beberapa jenis seperti generalisasi,hipotese dan teori, analogi induktif, kausal dan lain-lainnya.
a. generalisasi
generalisasi adalah sebuah pendapat umum untuk semua dan sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri-ciri esensial bukan sebuah rician dan dalam pengembangan karang, generalisasi  dibuktikan oleh sebuah fakta
b. Analogi
Analogi adalah sebuah kalimat ynag membandingkan dua hal yang sama. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lainnya.
2. Metode Deduktif
Metode deduktif  adalah sebuah metode berpikir yang menerapkan gagasan utama di akhir sebuah paragraf  dan beberapa gagasan umum diawal kalimat. Dalam metode ini juga dibedakan menjadi beberapa macam seperti silogisme dan entimen
a. Silogisme
Silogisme adalah sebuah proses untuk mendapat kesimpulan dengan cara deduktif. Silogisme disusun dengan susunan yang terdiri dari dua proposi (pernyataan) dan satu konklusi (kesimpulan) dengan fakta lainnya bahwa silogisme adalah rangkaian 3 pendapat yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan
b.entimen
entimen adalah sebuah penalaran yang didasari dengan metode deduktif secara langsung dan dapat juga dikata sebagai silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui


BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan
Kesimpulan dari paper ini adalah sebuah pernyataan atau konsep abstrak dengan simbol berupa kata-kata sedangkan untuk proposisi huruf yang digunakan adalah kalimat dan penalaran menggunakan sebuah rangkaian huruf berupa argumen. Argumen adalah sesuatu yang dapat menentukan kebenaran konklusi dan premis dan dapat juga kita mennyimpulkan bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkaitan. Tidak ada proposisi tanapa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama-sama dengan terbentuknya pengertian  perluasan akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran atau dapat juga dikatakan  untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.













DAFTAR PUSTAKA